Erdi juga mengatakan bahwa saat ini, pihaknya belum dapat memastikan para pembeli sertifikat vaksin bajakan ini, apakah mereka berasal dari Jabar atau tersebar di seluruh Indonesia.
"Tentunya kita akan menelusuri sesuai dengan hasil keterangan tersangka dengan melihat nomor HP yang bersangkutan dan posisinya akan kita ketahui di mana-mana nya," papar Erdi.
"Intinya masih ditelusuri, bisa dikembangkan dan kemungkinan bisa ketemu lain dengan modus operandi yang sama," sambung dia.
Sejauh ini, berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap keempat pelaku, baru diketahui ada 35 orang pembeli sertifikat vaksinasi bajakan itu.
"Untuk sementara masih segitu karena hasil pemeriksaan mereka melakukannya baru satu bulan. Kemudian, kita croscek ke rekening mereka masing-masing. Jadi jumlahnya masih seperti keterangan tersangka," tandas Erdi.