Adapun mayoritas PMA di triwulan II-2024 sebesar 30,3 persen didominasi oleh industri logam dasar, barang logam, bukan mesin dan peralatannya senilai USD4,4 miliar.
Posisi kedua diisi oleh jasa lainnya dengan porsi 7 persen atau senilai USD1 miliar, diikuti dengan pertambangan dengan porsi 6,2 persen dengan nilai USD900 juta.
"Berdasarkan wilayah, PMA paling banyak mengalir ke Jawa Barat sebesar USD2,5 miliar atau 17,5 persen, diikuti dengan Sulawesi Tengah USD2,1 miliar atau 14,6 persen, DKI Jakarta USD1,8 miliar 12,9 persen, Maluku Utara USD1,7 miliar 12,4 persen, dan Banten USD1,3 miliar 9,3 persen," jelasnya.
(Selfie Miftahul Jannah)