“Sejalan dengan penyelesaian konstruksi dan commissioning pabrik, nantinya Pabrik Feronikel Haltim akan menambah portfolio total kapasitas produksi terpasang feronikel tahunan ANTM menjadi 40.500 TNI,” ungkapnya.
Sebelumnya, untuk memasok listrik ke smelter milik ANTM, PLN berhasil merelokasi PLTDG dari Batanghari, Sumatera Selatan ke Halmahera Timur, Maluku Utara. Kolaborasi antar Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ini menjadi salah satu wujud dukungan dalam hilirisasi industri nikel di tanah air.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, PLN akan memastikan pasokan listrik untuk smelter Feronikel Haltim cukup hingga jangka panjang. Ia menilai, kesiapan pasokan listrik akan menjadi landasan untuk sektor industri pertambangan nikel bisa cepat berkembang.
“Tugas kami di PLN memastikan pasokan listrik untuk mendorong laju pertumbuhan perekonomian hingga menciptakan multiplier effect melalui kesiapan pasokan listrik untuk industri dan bisnis,” kata Darmawan.
Darmawan menambahkan, untuk bisa memenuhi kebutuhan listrik tahap pertama sebesar 15 MW tersebut, dalam waktu 9 bulan PLN berhasil mensinkronkan 1 mesin pembangkit sebesar 15 MW dari total 5 mesin pembangkit dari Sumatera Selatan sebesar 51 MW, dan Jambi sebesar 60 MW yang direlokasi ke Halmahera Timur, sehingga bisa mengoptimalkan pasokan listrik untuk smelter ANTM.
(SLF)