Ternyata, kebijakan stimulus tersebut menuai sindiran dan juga bahan tertawaan dari beberapa pengamat. Tak hanya itu, kritikan bertubi-tubi juga ditujukan kepada Sri.
"Kebijakan saya waktu itu dinilai mengada-ngada, bahkan saya diketawain sama para pengamat. "Apa ini kok bikin stimulus buat tourism saja?" ucapnya.
Sebenarnya, Sri menyampaikan bahwa sudah ada peringatan terkait keuangan negara dengan awal merebaknya virus Covid-19 di China di tahun 2019, tetapi Menteri Kesehatan kala itu masih menyatakan kondisi Indonesia benar-benar aman.
"End of 2019, itu sudah ada kabarnya di Wuhan. Dan di Desember 2019 itu, Menkes sudah mengatakan prediksi kalau virusnya bakal ke sini. Tapi dia bilang 'belum ada masuk sepertinya sih bu sekarang'. Kayaknya telat saya pikir, cuma alarm sudah bunyi di situ," ujarnya.
Namun, ketika pandemi benar-benar menghantam Indonesia dan bahkan penularannya sangat cepat dan luas, maka respon pertama pemerintah adalah segera mengambil langkah untuk menjaga dan melindungi masyarakat dari dampaknya, khususnya dalam mengamankan jaringan sosial dan juga pembenahan sektor kesehatan.
"Fokus kita paling pertama adalah respon untuk menjaga masyarakat dari ancaman kesehatan, jaga masyarakat dari ancaman ekonomi dan sosial. Kemudian, baru jaga dunia usaha, mencegah supaya tidak ada bangkrut, dan menjaga stabilitas sistem keuangan," ujar Sri.
(FRI)