Pada 2025, rata-rata penerimaan pajak mencapai Rp179,7 triliun, yang lebih baik dibandingkan 2024 sebesar Rp174 triliun), pada 2023 sebesar Rp167 triliun saat boom komoditas, dan pada 2022 sebesar Rp146 triliun pasca-COVID. Dengan begitu, Sri Mulyani yakin penerimaan pajak masih berada di jalur yang tepat (on track).
Di sisi lain, Menkeu menyayangkan adanya narasi yang dibuat seolah-olah APBN tidak berkelanjutan (sustainable) dan tidak hati-hati (prudent). Ia menegaskan program-program pemerintah telah didesain dalam kerangka APBN yang tetap prudent dan sustainable.
"Jadi ini yang menjadi anchor bagi kita untuk menyampaikan bahwa jangan kita semua menambah keresahan yang tidak perlu untuk hal-hal yang sebenarnya fundamentalnya masih jalan," tuturnya.
Meskipun Sri Mulyani tidak secara eksplisit menyebutkan angka defisit dan belanja pemerintah dalam kesempatan tersebut, data APBN yang dirilis secara berkala oleh Kementerian Keuangan sebelumnya menunjukkan defisit sebesar Rp31,2 triliun pada Februari 2025.
Sementara itu, pendapatan negara tercatat sebesar Rp316,9 triliun, sementara belanja negara mencapai Rp348,1 triliun.
(Febrina Ratna Iskana)