Pemerintah juga dinilai berhasil menjaga harga pangan yang terjangkau melalui optimalisasi peran Bulog dalam stabilisasi harga.
Investasi (Pembentukan Modal Tetap Bruto) tumbuh terbatas sebesar 2,12 persen, terutama dipengaruhi oleh investasi bangunan yang tumbuh melambat sebagaimana tercermin pada kinerja sektor konstruksi yang juga tumbuh terbatas. Selain itu, investasi mesin nonkendaraan juga mengalami perlambatan.
Konsumsi Pemerintah mengalami kontraksi sebesar 1,38 persen. Sri Mulyani menjelaskan bahwa hal ini disebabkan oleh high base effect belanja pada Kuartal I 2024 yang tinggi seiring dengan pelaksanaan pemilu dan belanja bantuan sosial (bansos) yang dipercepat untuk mitigasi dampak El Nino.
Meskipun demikian, belanja Pemerintah menunjukkan peningkatan yang cepat di akhir Kuartal I di tengah masa transisi pemerintahan. Ekspor tumbuh stabil sebesar 6,78 persen, ditopang oleh ekspor komoditas sawit (HS15) dan besi baja (HS72) yang masing-masing tumbuh 36,0 persen dan 6,6 persen.
Dari sisi produksi, sektor Pertanian mencatatkan pertumbuhan yang sangat signifikan sebesar 10,52 persen, didukung oleh peningkatan produksi padi pada panen raya dan permintaan bahan pangan pada momen Ramadan.