Kontributor signifikan selanjutnya adalah PPh 21 yang berhasil tumbuh hingga 18,3%. Kendati demikian, Sri menyoroti kinerja PPN impor yang melemah.
"PPN impor memang tumbuh tinggi 44,7%, tetapi ini sudah mulai kontraksi 0,4% di akhir Juni," ucap Sri.
Dia mengatakan semua realisasi ini memang sebuah pencapaian. Akan tetapi perlu ada kewaspadaan dalam menghadapi tren saat ini.
"Ini perlu kewaspadaan karena tren sejak Juni akan terus ajeg sampai akhir tahun, yang diperkirakan tren pertumbuhan akan mulai normalisasi, atau bahkan cenderung melemah," pungkasnya.
(FRI)