sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Sri Mulyani Ungkap Awan Gelap yang Menyelimuti Dunia hingga Akhir 2023

Economics editor Michelle Natalia
24/11/2023 14:49 WIB
Pemerintah mewaspadai risiko dan ketidakpastian global yang kian meningkat. Apa saja?
Sri Mulyani Ungkap Awan Gelap yang Menyelimuti Dunia hingga Akhir 2023 (Foto Youtube Kemenkeu)
Sri Mulyani Ungkap Awan Gelap yang Menyelimuti Dunia hingga Akhir 2023 (Foto Youtube Kemenkeu)

IDXChannel - Pemerintah mewaspadai risiko dan ketidakpastian global yang kian meningkat. Saat ini, prospek pertumbuhan global melemah, sementara volatilitas pasar keuangan meningkat.

Ada sejumlah negara maju yang menjadi sorotan Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati, karena mereka menghadapi isu domestik yang berdampak global.

Pertama, di Amerika Serikat (AS), US Treasury mengalami dinamika yang cukup tinggi, bahkan pada Oktober lalu sempat mencapai di atas 5% untuk US Treasury 10 tahun. Ini adalah yang pertama kalinya sejak tahun 2007.

"Inflasi inti di AS masih tinggi, sehingga suku bunga The Fed akan high for longer. Suku bunga yang high akan menciptakan high cost of fund atau biaya meminjam dari seluruh negara di dunia," ucap Sri Mulyani dalam Konferensi Pers APBN KITA edisi November 2023 di Jakarta, Jumat (24/11/2023).

Suku bunga yang tinggi di AS menyebabkan capital outflow dan menciptakan tekanan terhadap nilai tukar berbagai negara. Indeks dolar AS menguat, dan itu menimbulkan implikasi terhadap seluruh negara di dunia.

"Di sisi lain, China masih dalam posisi perlemahan yang diperkirakan sifatnya jangka menengah panjang karena menyangkut faktor struktural, seperti misalnya aging, sektor properti, dan dari sisi pinjaman pemda di pemerintahan China yang menyebabkan beban yang cukup tinggi," jelas Sri Mulyani.

Dengan kondisi tersebut, menyebabkan pemulihan ekonomi China tidak bisa berjalan secara cepat.

Kemudian di Eropa, masih dalam situasi dampak perang Ukraina dan Rusia bahkan inflasi yang tinggi telah menyebabkan dampak dari kenaikan suku bunga yang cukup tinggi dan menyebabkan beberapa negara Eropa mengalami resesi, seperti Jerman dan Inggris.

"Ini adalah situasi global yang masih mewarnai hingga akhir tahun," pungkas Sri Mulyani.

(FAY)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement