"Hingga akhir September ini, belanja APBD 53,4% atau lebih kecil dari belanja yang di tingkat pusat, sehingga perlu mendorong efektivitas dan kualitas belanja daerah," terangnya.
Sri Mulyani menambahkan, hubungan pusat dan daerah tidak seharusnya hanya didikte atau ditentukan oleh transfer, namun banyak hal di daerah untuk meningkatkan kemampuan pengelolaan APBD, termasuk di dalam inovasi pembiayaan menjadi relevan.
"Kita harus mendorong daerah dalam memacu pemulihan ekonomi dan mencapai tujuan pembangunan. Hal yang harus dilihat adalah penurunan stunting, kemiskinan ekstrem, perbaikan kualitas SDM, fungsi kesehatan dan pendidikan," paparnya.
Sekadar informasi, total belanja negara yang dianggarkan dalam APBN 2022 sebesar Rp3.106,4 triliun. Sementara pagu anggaran belanja daerah APBD 2022 sebesar Rp1.200,87 triliun.
(FAY)