Menurutnya, capaian ini cukup membanggakan di tengah adanya tantangan berat seperti ancaman krisis pangan dunia, hingga peningkatan jumlah penduduk.
"Capaian stok 3,7 juta ton ini bahkan diraih dalam waktu tidak sampai lima bulan, jauh lebih cepat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya," katanya.
Capaian ini, kata dia, merupakan buah dari kebijakan afirmatif pemerintah yang memperkuat produksi dan mempercepat penyerapan gabah saat panen raya melalui program tambahan pupuk subsidi, penguatan alsintan, percepatan tanam, digitalisasi pertanian, hingga jaminan harga di tingkat petani melalui Peraturan Pemerintah (PP) tentang penetapan harga pembelian gabah dari Rp5.500 menjadi Rp6.500 per kilogram (kg).
Mengacu pada data historis, rekor sebelumnya terjadi pada September 1985 dengan stok mencapai 3.006.872 ton. Kini, angka tersebut telah dilampaui hampir 700 ribu ton lebih tinggi, melampaui semua capaian tersebut, bahkan melebihi puncak-puncak cadangan pada era-era swasembada di masa lalu.