"Kita tahu persis bahwa basis peternakan rakyat ini tradisional. Jadi dia lebih banyak menyimpan sapi-sapinya pada saatnya dia dijual untuk sesuai kebutuhan," jelasnya.
Menurut Pujo, untuk menyelesaikan masalah ini para peternak rakyat harus diarahkan dengan bergabung dengan kemitraan. Dalam hal ini, peternak sapi diajak untuk komersialisasi.
"Jadi ke arah komersialisasi tapi tetap mempertahankan budayanya. Inilah yang kita sebut pola kemitraan," terangnya.
Jika itu bisa terwujud, maka populasi ekor sapi bisa tercatat. Sehingga sapi-sapi peternak dapat dihitung ke dalam stok daging sapi nasional.
"Sehingga ada stok siap potong yang kita ketahui setiap tahunnya dari data-data populasi ternak tersebut. Ini solusi jangka panjang," tutupnya. (TYO)