"Namun, gejalanya biasanya ringan dan kematian akibat ITP sangat jarang, diperkirakan terjadi pada 11 orang dari 1 juta orang yang menerima dosis pertama vaksin AstraZeneca," ungkap studi itu.
Peneliti Aziz Sheikh dari University of Edinburgh, Inggris, dan rekan-rekannya mengatakan bahwa risiko yang sangat kecil ini penting tetapi jarang, dan serupa efeknya dengan vaksin jenis lain, termasuk vaksin hepatitis B, campak, gondok dan rubella, serta flu.
Peneliti mengimbau kepada seluruh pihak bahwa temuan ini perlu dipahami dalam konteks manfaat yang jelas lebih banyak dari vaksin AstraZeneca dibandingkan risikonya. "Risiko yang terkait dengan efek samping serius jauh lebih rendah daripada risiko penyakit serius atau kematian akibat Covid-19 itu sendiri terutama untuk orangtua dan populasi rentan lainnya," tambah Aziz.
Peneliti menambahkan bahwa studi lebih lanjut yang melibatkan orang yang lebih muda diperlukan dan untuk menilai tanggapan terhadap dosis kedua vaksin pun diperlukan.
"Pesan keseluruhannya adalah, sekalipun AstraZeneca memiliki peningkatan risiko ITP, vaksin ini manfaatnya jauh lebih banyak daripada risikonya," kata Stephen Evans dari London School of Hygiene and Tropical Medicine. Dia tidak terlibat dalam penelitian ini.