Dengan bekal keahlian desain yang dikuasainya, Kang Emil pun akhirnya mencoba menawarkan diri untuk terjun langsung menjadi desainer produk hingga kolaborasi pun tercipta. Tidak hanya di Jabar, kolaborasi itu pun ternyata direspons positif para pelaku UMKM di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
"Saya kan desainer, arsitek juga. Kalau saya imbau cuma beli produk kan biasa. Saya tawarkan kepada mereka, kalau mau saya ikut mendesain, ikut mikir karena desain itu terapi buat saya. Dari situ, tim mengumpulkan 21 brand yang punya nilai seni. Ternyata macam-macam, mulai dari jaket, sepatu, helm, cincin, batik, hingga alat makan," tutur Kang Emil.
Kang Emil akhirnya mengusung konsep desain dwiwarna dengan aksen megamendung dalam produk hasil kooaborasinya itu. Dengan berbagai tantangan yang dihadapi, kata Kang Emil, proses tukar imajinasi pun berjalan menarik, mulai dari ikut mendesain 21 produk hingga diskusi bersama para pemilik brand lokal untuk melahirkan produk berkualitas.
"Saya senang banget walaupun prosesnya lama. Saya juga sebagai Gubernur punya agenda sibuk banget, tapi semua indah pada waktunya. Saya mewakafkan daya imajinasi saya sebagai upaya menolong brand lokal," ungkapnya.
Terjun langsung dalam proses desain, sambung Kang Emil, juga sebagai wujud keseriusannya dalam mengangkat produk lokal. Artinya, gerakan ini menurutnya bukan sekedar gimmick.