Ekspor-Impor Masih Lesu
Meski demikian, China mencatatkan turunnya ekspor sebanyak 6,8% yoy pada Februari 2023 sementara impor turun lebih banyak 10,2% di periode yang sama, di tengah perlambatan ekonomi global dan lemahnya permintaan domestik.
Angka ini di bawah ekspektasi 9,4%, berdasarkan survei Reuters. Penurunan tersebut juga lebih kecil dari penurunan bulan sebelumnya sebesar 9,9%.
Penurunan impor juga mengalahkan ekspektasi pasar sebesar 5,5% secara tahunan dan penurunan lanjutan dibanding bulan sebelumnya sebesar 7,5%.
Menteri Perdagangan China Wang Wentao juga memperingatkan bahwa tekanan pada impor dan ekspor negara itu akan meningkat secara signifikan tahun ini karena risiko resesi global dan melemahnya permintaan eksternal.
Pelemahan impor ini menunjukkan permintaan lokal masih menunjukkan sedikit tanda-tanda membaik dari level terendah era pandemi.
Data minggu lalu menunjukkan aktivitas bisnis China berkembang dengan laju tercepat dalam lebih dari satu dekade di bulan Februari, karena pemulihan pasca-Covid-19 yang kembali meningkatkan aktivitas ekonomi.
Namun, pemerintah memperkirakan target pertumbuhan ekonomi yang lebih kecil dari perkiraan untuk tahun ini, sebesar 5%, karena didorong oleh kehati-hatian atas perlambatan ekonomi global.
Pemerintah China juga telah meluncurkan sejumlah langkah stimulus untuk mendukung pertumbuhan ekonomi, dan mengindikasikan akan terus memberikan stimulus sepanjang tahun ini.
Fokus minggu terdapat pada data inflasi China, yang juga diharapkan menunjukkan pemulihan karena pembukaan kembali mendorong peningkatan pengeluaran konsumen. (ADF)