India masih membutuhkan pasokan batu bara RI karena adanya krisis energi yang terjadi di negara tetangga, Bangladesh. Permintaan menguat untuk bahan bakar pembangkit listrik seperti batu bara akibat adanya krisis ini dan diperparah dengan bencana gelombang panas di wilayah tersebut.
Tak hanya batu bara, banyak komoditas andalan RI yang juga tak mampu mendongkrak neraca dagang pada Mei tahun ini.
Meskipun harga minyak sawit mulai mengalami perbaikan performa di level RM3.452 per ton per 14 Juni 2023, namun ini masih menjadi level yang rendah dibandingkan pada 2022 di mana harga CPO sempat tembus di atas RM5000 per ton.
Menurut MPOB, harga rata-rata CPO Januari hingga November 2022 adalah RM5.167 per ton, meningkat 18,4% dibandingkan 4.363 ringgit per ton untuk periode yang sama pada 2021.
Kondisi ini menjadi peringatan yang penting bagi kinerja perdagangan RI di tengah sejumlah sinyal global yang kian suram. Di beberapa negara ekonomi utama, tekanan perdagangan kian terasa. Sebut saja China yang juga mengalami tekanan ekspor-impor cukup signifikan sepanjang awal 2023.
Beberapa kawasan juga masih berjuang memulihkan ekonomi di tengah ancaman inflasi tinggi dan meningatnya suku bunga. (ADF)