IDXChannel - Trader batu bara di China mengakui larangan ekspor yang diberlakukan di Indonesia tak berlaku bagi mereka. Sebab, perusahaan pembangkit listrik mereka dinilai sudah memiliki pasokan yang mencukupi, bahkan lebih besar dibandingkan jumlah permintaan yang akan melemah pada Tahun Baru Imlek mendatang.
Dikutip dari Reuters, Minggu (9/1/2021), stok batubara di utilitas utama China di wilayah pesisir dilaporkan telah mencapai 33 juta ton pada 1 Januari, 57 persen lebih tinggi dari pada waktu yang sama pada tahun 2021, data dari Asosiasi Transportasi dan Distribusi Batubara China menunjukkan.
"Jika kami tidak memperkirakan gelombang (cuaca) dingin (ekstrim), tidak akan ada faktor lain yang mendorong permintaan batu bara dalam waktu dekat," kata seorang pedagang batu bara yang berbasis di Jilin yang menolak disebutkan namanya.
Sementara itu, tingkat konsumsi batu bara harian oleh pembangkit listrik China saat ini lebih landai dibandingkan tahun lalu di 2,2 juta hingga 2,3 juta ton. Namun angka ini diperkirakan akan merosot dalam beberapa minggu mendatang ketika publik merayakan Tahun Baru Imlek di mana sejumlah perusahaan dan pabrik tidak akan beraktivitas.
"Utilitas di wilayah tersebut sepenuhnya bergantung pada pasokan kontrak jangka panjang dari tambang domestik, dan tidak perlu membeli dari pasar spot saat ini," ungkap dia.