Suasana tenang di antara para pedagang China pada akhir minggu pertama Januari kontras dengan alarm yang mengguncang pasar global setelah Indonesia, eksportir batubara termal terbesar di dunia, mengumumkan larangan pengiriman pada 1 Januari untuk mencegah pemadaman listrik domestik.
Sementara itu, harga batubara termal China mengalami lonjakan lebih dari 6% di hari perdagangan pertama setelah larangan tersebut diumumkan, namun nilai tersebut berangsur membaik setelah para trader memprediksi kebijakan itu tak akan berpengaruh terhadao pasar batubara China.
Sejak larangan tersebut diumumkan, para penambang Indonesia telah bergerak untuk memperbaiki kekurangan persediaan negara dengan memberikan jutaan ton kepada produsen listrik domestik. Otoritas nasional juga berjanji untuk meninjau larangan itu paling cepat 5 Januari
Namun sejak 7 Januari, kebuntuan ekspor tetap terjadi, memicu kemacetan kapal yang semakin parah di pelabuhan batubara Indonesia dan meningkatnya frustrasi di antara importir utama seperti pembeli utama Jepang, yang membuat permintaan resmi ke Jakarta untuk membatalkan larangan tersebut.
Namun, di pembeli teratas China, pelaku pasar lebih khawatir tentang potensi tekanan penurunan baru pada harga setelah aliran batubara Indonesia kembali berlanjut dengan output domestik masih tinggi.