"Masyarakat kita lebih sering impor itu kenapa? karena lebih mudah. Nggak boleh sebenarnya begitu. Karena akan merugikan anak cucu. Misalnya tanaman herba timi yang sudah lama dipergunakan untuk obat anti batuk. Pada tahun 70-80an, tanaman itu menjadi andalan di seluruh apotik di kota Madya Yogyakarta. Karena daun timi itu sangat manjur sekali," kata Suwijiyo.
"Tapi seiring berjalannya waktu, masuk obat-obat impor yang lebih simpel penggunaannya. Kalau daun timi kan harus mengekstraksi, perlu diproses dulu sebelum dikonsumsi. Inilah yang membuat masyarakat kita malas dan lari ke obat impor," lanjutnya.
Untuk itu, perlu adanya pengembangan agar tanaman-tanaman herbal dapat diolah dan bisa dikonsumsi secara sederhana oleh masyarakat. Seperti obat yang langsung dikonsumsi. (RAMA)