sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Tak Hanya Rusia-Ukraina, Akankah Panas Dingin AS-China Berlanjut di KTT G20?

Economics editor Maulina Ulfa - Riset
08/11/2022 15:37 WIB
Konflik antar negara G20 tak hanya terjadi antara Rusia dan Ukraina, melainkan juga antara AS dan China.
Tak Hanya Rusia-Ukraina, Akankah Panas Dingin AS-China Berlanjut di KTT G20? (Foto: MNC Media)
Tak Hanya Rusia-Ukraina, Akankah Panas Dingin AS-China Berlanjut di KTT G20? (Foto: MNC Media)

Tak lama berselang, China melaporkan tarif impor baja dan aluminium kepada Badan Perdagangan Dunia, WTO pada April 2018.

Menanggapi hal itu, Departemen Perdagangan AS kemudian melarang perusahaan telekomunikasi China untuk membeli komponen AS selama tujuh tahun.

Teranyar, AS memperketat cengkeramannya pada ekspor chip semikonduktor ke China.

Pada 7 Oktober lalu, Departemen Perdagangan AS mengumumkan kebijakan kontrol baru pada teknologi ini dan mengatur ekspor semikonduktor ke negeri Tirai Bambu. Pembatasan ini berbertumpu pada tiga pilar utama.

Pertama, AS akan mengatur kontrol ekspor pada chip canggih dan peralatan manufaktur semikonduktor, terutama jika digunakan atau dipasang di China.

Kedua, AS bakal melakukan pembatasan sumber daya manusia yang mendukung pengembangan atau produksi chip semikonduktor tertentu di China.

Ketiga, negeri Paman Sam itu akan menambah listing Daftar Pengguna yang Tidak Diverifikasi dan Daftar Entitas yang bertujuan untuk mengontrol penggunaan akhir chip ini di mana kondisi ini berpotensi mengarah pada pembatasan ekspor.

Kebijakan ini kembali menambah panjang konflik dagang antara dua negara raksasa teknologi ini.

Tak hanya soal ekonomi, ketegangan merembet ke sektor militer. Pertengahan Agustus lalu, nyaris terjadi perang akibat kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi ke Taiwan. 

Kunjungan Pelosi ini memantik eskalasi militer China di Selat Taiwan. Pesawat tempur China dikerahkan terbang mendekati garis tengah Selat Taiwan, yang merupakan jalur air sensitif, pada Selasa (02/08) pagi. Beberapa kapal perang China juga disiagakan di sekitar area tersebut, mengutip Reuters.

Sebelumnya, Beijing memperingatkan Pelosi untuk membatalkan kunjungannya ke Taiwan. Namun, AS bersikeras tidak akan terintimidasi oleh gertakan China.

Langkah China ini digambarkan sebagai tindakan yang ‘sangat provokatif’.

China sangat khawatir karena Taiwan memiliki sejarah konflik dengan wilayah daratan meskipun ia merupakan negara bagian. Taiwan juga digambarkan lebih dekat dengan Barat secara ideologi tinimbang dengan partai komunis China.

Taiwan juga merupakan rumah bagi raksasa manufaktur semikonduktor, Taiwan Semiconductor Manufacturing Company (TSMC).

Perusahaan ini adalah pemasok utama semikonduktor di dunia untuk produk elektronik, ponsel pintar (smartphone), penerbangan, dan alat kesehatan. TSMC secara eksklusif menyediakan pasokan prosesor bagi industri seperti Apple, AMD, Broadcom, dan Qualcomm.

Dalam kunjungannya ke Taiwan, Pelosi juga bertemu dengan pemimpin TSMC, Mark Liu. Pelosi disebut dalam misi ‘merayu’ perusahaan ini agar membuka industri manufakturnya di AS dan berhenti memproduksi chip canggih untuk perusahaan China. Mengingat negeri Tirai Bambu ini juga bergantung pada pasokan impor manufaktur TSMC.

Publik tengah menantikan apa yang akan dibicarakan oleh Biden dan Xi dalam KTT G20 nanti. Akankah ketegangan antara keduanya akan mereda, atau bertambah panas? (ADF)

Halaman : 1 2 Lihat Semua
Advertisement
Advertisement