Pertamina diharapkan terus memberikan perhatian khusus untuk pertumbuhan produksi petrokimia, diantaranya Naphtha untuk pemenuhan kebutuhan dalam negeri.
"Saya juga mengharapkan Pertamina untuk mampu memasok bahan baku petrokimia baik dari sisi hulu, intermediate dan juga hilir," ujar Agus.
Direktur Utama Kilang Pertamina Internasional (KPI), Taufik Aditiyawarman, menyampaikan bahwa saat ini terbuka 3 opsi pengembangan bisnis petrokimia di Indonesia yang dapat dilakukan bersama dengan KPI, yaitu skema Joint Venture, strategic agreement, dan Merger & Acquisition.
Taufik juga menambahkan bahwa KPI memiliki target produksi petrokimia sebesar 7,5 juta ton per tahun pada 2030 dari posisi produksi saat ini di angka 1,9 juta ton per tahun.
Sementara, Direktur Utama PT Tuban Petrochemical Industries, Sukriyanto, membahas pembiayaan infrastruktur industri petrokimia nasional dengan cara public private partnership.
Melalui metoda ini, Pemerintah bersama swasta dapat berbagi manfaat dan biaya untuk memacu percepatan pembangunan infrastruktur petrokimia pada satu kawasan terpadu, sehingga diperoleh efisiensi dalam pembiayaan dan penggunaan infrastruktur tersebut.