IDXChannel- Perekonomian China menghadapi tantangan berat akibat tarif tinggi 145 persen yang diberlakukan pemerintah Amerika Serikat (AS). Tarif tinggi itu diperkirakan bisa berdampak pada 20 juta pekerja atau sekitar 3 persen dari tenaga kerja China yang terlibat dalam ekspor ke Amerika Serikat.
Dilansir dari Bloomberg, Selasa (15/4/2025), kondisi ini memperburuk pasar tenaga kerja China yang sudah tertekan oleh pemutusan hubungan kerja dan pemotongan gaji.
Data menunjukkan lapangan kerja belum pulih meski China telah meluncurkan berbagai dukungan pada akhir 2024. Indeks lowongan pekerjaan dari QuantCube Technology mencatat penurunan hampir 30 persen dari tahun lalu.
Masalah lain yakni ketidakpastian dunia usaha, serta dampak dari otomatisasi dan adopsi kecerdasan buatan (AI) yang mengurangi kebutuhan tenaga kerja baru. Beberapa survei juga menunjukkan perusahaan menahan perekrutan karena menanti kepastian ekonomi.
Sektor ekspor sangat penting bagi lapangan kerja di China. Sekitar 120 juta pekerjaan tergantung pada sektor ini, termasuk manufaktur dan jasa terkait.