Masalah lain yang kami angkat di pertemuan ASEAN adalah tentang perdamaian dan stabilitas. Bangladesh mendukung perdamaian dan stabilitas. Selama 15 tahun terakhir, kami memiliki stabilitas dan kedamaian dan sebagai hasilnya ekonomi kami berjalan dengan baik. Kami menentang terorisme dan ekstremisme. Kami menjalankan zero tolerance terhadap terorisme dan kami mengharapkan semua negara memiliki posisi yang sama terkait terorisme dan ekstremisme. Namun, tetangga kami Myanmar memiliki kebiasaan mengusir orang dari waktu ke waktu. Salah satu komunitas yang terdampak dikenal dengan nama Rohingya. Mereka kebanyakan beragama Islam. Mereka menetap di sana sejak 900 tahun yang lalu tetapi pada 1962 terjadi kudeta militer dan sejak itu penderitaan mereka dimulai. Pada dekade 70-an, 80-an, dan 90-an, Myanmar mengusir mereka dan mereka mencari perlindungan di Bangladesh. Meski demikian, melalui dialog dan diskusi, mereka bisa kembali pulangi ke Myanmar saat itu Saat ini jumlahnya terlalu banyak sekitar 1-2 juta. Myanmar perlu memulangkan mereka dan menjamin keamanan dan keselamatan mereka. Namun, tidak ada satu pun Rohingya yang pulang ke Myanmar dalam beberapa tahun terakhir. Memang terjadi perubahan dalam pemerintahan di sana. Pemerintahan diambil alih oleh militer.
Pihak militer sempat berjanji bahwa mereka akan memulangkan mereka kembali. Kami bekerja sama dengan mereka karena kami yakin repatriasi adalah satu-satunya solusi. Kami mengundang india, Jepang, India, Rusia dan China untuk membantu kami memulangkan orang-orang ini. Selain itu, kami membawa kasus ini ke lembaga multilateral, ke PBB, semua orang bersimpati, tetapi tidak ada satu pun yang bisa membawa Rohingya pulang. Kami juga membawanya ke IOC dan IOC percaya bahwa tidak boleh ada lagi genosida di planet. Meski demikian, IOC membutuhkan bantuan dan dukungan dari pihak lain. Jadi saya mengangkat masalah ini di ASEAN. ASEAN harus mengambil inisiatif khusus karena Myanmar kebetulan adalah anggota ASEAN dan hal ini terjadi berada di halaman belakang ASEAN. ASEAN harus mengambil tindakan korektif agar Rohingya bisa kembali ke negaranya dengan aman dan bermartabat untuk masa depan yang lebih baik.
Saya juga mengangkat isu perang. Kami tidak menginginkan perang. Kami adalah negara yang cinta damai. Kami adalah negara kontribut utama misi pemeliharaan perdamaian PBB. Kami percaya bahwa perang harus dihentikan karena perang menyebabkan kesulitan bagi banyak orang, khususnya kaum miskin, wanita dan anak-anak. Semua menderita. Jadi kita harus menciptakan pola pikir untuk menghentikan perang dan berkomitmen menyelesaikan masalah melalui negosiasi. Pesan kami adalah hentikan perang karena rakyat menderita. Kami jauh dari Eropa namun kami ikut menderita. Tingkat inflasi di negara saya telah naik. Biaya energi melonjak. Ketahanan pangan dan rantai pasokan terganggu. Di forum ini negara-negara seperti Amerika Serikat (AS), Federasi Rusia, Inggris, China, ada di satu meja yang sama dan mereka saling berbicara.. Mudah-mudahan mereka bisa setuju untuk mengakhiri perang. Jadi kami ingin mengakhiri perang di bawah ketentuan PBB . Ini adalah pesan-pesan yang saya sampaikan di konferensii dan ami berterima kasih kepada Indonesia atas kesempatannya.
Di sela-sela forum, saya mengadakan banyak pertemuan bilateral. Kami mengadakan pertemuan bilateral dengan menteri luar negeri Indonesia, yang saya panggil permata. Retno dalam bahasa Bengali artinyaPermata. Saya melakukan diskusi yang sangat baik dengannya. Indonesia dan Bangladesh kami berteman baik. Hubungan kita sangat solid selama beberapa tahun terakhir. Tahun lalu, kami memperingati 50 tahun hubungan diplomatik kita. Perdagangan dua arah kita bernilai sekitar empat miliar dolar dan ada banyak ruang untuk memperluas hubungan investasi. Kita perlu mengembangkan jalur pelayaran. kita juga membahas penerbangan langsung untuk meningkatkan hubungan antar masyarakat. Hal-hal itu dibahas dalam pertemuan bilateral.
Kita membutuhkan perjanjian perdagangan bebas antara Bangladesh dan Indonesia. Para pejabat terkait sedang menggodoknya. Mudah-mudahan ini akan cepat rampung. Jadi kita bekerja sama layaknya saudara. Kita memegang nilai yang sama dan prinsip yang sama.
IDX Channel: Bisakah Anda menjelaskan lebih dalam lagi tentang kerjasama perdagangan dan investasi antara Indonesia dan Bangladesh?
Menlu Momen: Seperti yang saya katakan banyak peluang muncul karena ekonomi kami berjalan dengan baik. Saya bukan pengusaha tapi sepatutnya ada lebih banyak delegasi bisnis. Jika pengusaha Indonesia berkunjung mereka akan menemukan bahwa kami adalah salah satu produsen garmen terbesar. Indonesia tidak banyak membeli dari kami tetapi mereka dapat mempelajarinya.
Kami memproduksi obat-obatan yang berkualitas baik. Kami memiliki industri farmasi yang canggih dan mengekspor ke lebih dari 100 negara. Jika Indonesia membeli dari kami, mereka dapat menyediakan obat-obatan denagn harga terjangkau kepada masyarakat.
Kami juga sangat maju di bidang IT. Kami memiliki ratusan ribu pekerja IT profesional. Kita melakukan segalanya melalui IT sekarang. Kita kini mengirimkan gaji melalui ponsel mereka, tidak ada perantara dan tidak menggunakan kertas sama sekali. Semuanya melalui IT. Bangladesh bisa berbagi keahlian di bidang IT. Kami sekarang membantu negara tetangga kami dan kami juga dapat berbagi keahlian ini dengan Indonesia.
Di sisi lain, kami membutuhkan ketahanan energi. Kami membeli batu bara dari Indonesia dan kami juga membeli lokomotif dan kereta api dari Anda. Sementara itu, Bangladesh juga menghasilkan banyak ternak tetapi kami membutuhkan sertifikasi halal agar kami dapat melakukan perdagangan dengan lebih baik. Pihak Indonesia dapat membantu dalam hal tersebut.
Kita dapat memiliki usaha patungan antara perusahaan Indonesia dan perusahaan Bangladesh. Kami sedang melakukan banyak pembangunan infrastruktur besar. Banyak perusahaan dari China Jepang, Turki, India, Korea Selatan yang bekerja di negara kami tetapi tidak dengan perusahaan indonesia. Indonesia bisa ikut bersaing.
Salah satu yang baik untuk pebisnis, harus ada penerbangan langsung reguler dari Bangladesh ke Jakarta atau wilayah lain di Indonesia. Hal ini akan sangat membantu meningkatkan komunikasi.
IDX Channel - Bangladesh baru-baru ini meresmikan mass rapid transit sama seperti Jakarta, bagaimanakah pembangunan infrastruktur di negara Anda?
Menlu Momen: Kami telah mennalankan banyak mega proyek. Kami membangun satu jembatan besar bernama Jembatan Padma dengan uang kami sendiri. Kami menggunakan beberapa kontraktor dari Korea dan China. Mereka membantu membangunnya tetapi kami menggunakan uang kami sendiri.
Di kota Dhaka, kami juga memiliki banyak proyek. Proyek besar-besar. Salah satunya adalah kereta metro. Kami memulai proyek kereta metro dan Jepang membantu kami Perusahaan Jepang membantu membangunnya.
Jepang juga sedang membangun terminal bandara ketiga di kota Dhaka. Saya dan menteri luar negeri Jepang sedang menunggu peresmianmya di Oktober. Perusahaan Jepang cukup bagus. Mereka biasanya melakukan pekerjaan tepat waktu.
Perusahaan Indonesia juga bisa berpartisipasi. Saat ini kami banyak membeli kereta api dari Indonesia. Kami merasa bahwa Indonesia juga memiliki layanan perawatan pesawat yang baik. Kami biasanya mengirim pesawat kami ke negara lain tapi kami mulai melirik Asia karena Asia memiliki keahliannya. Kitu dapat mendukung satu sama lain.