Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) mencatat kerugian yang dialami Garuda Indonesia per bulannya mencapai 100 juta dolar Amerika Serikat (AS). Nilai itu setara dengan Rp 1,429 triliun (Kurs Rp 14.400 per dolar AS).
Kerugian disebabkan okupansi penumpang yang menurun signifikan selama pandemi Covid-19. Wakil Menteri BUMN, Kartika Wirjoatmodjo mengatakan, dalam sebulan beban biaya operasional Garuda sebesar 150 juta dolar AS. Sedangkan pendapatan hanya mencapai 50 juta dolar AS.
“Jadi memang sudah tidak mungkin lagi kita lanjutkan dalam kondisi seperti ini. Memang kita harapkan dukungan dari anggota dewan untuk masuk dalam proses restrukturisasi berat,” ujar Tiko sapaan akrab Kartika saat Rapat Kerja bersama Komisi VI DPR, Kamis lalu. (TIA)