sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Tekan Ketergantungan Impor, Mentan Dorong Petani Tanam Kedelai Secara Masif

Economics editor Iqbal Dwi Purnama
07/06/2023 10:04 WIB
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mendorong penanaman kedelai di Desa Candirejo, Kecamatan Senin, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Tekan Ketergantungan Impor, Mentan Dorong Petani Tanam Kedelai Secara Masif. (Foto: MNC Media)
Tekan Ketergantungan Impor, Mentan Dorong Petani Tanam Kedelai Secara Masif. (Foto: MNC Media)

IDXChannel - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mendorong penanaman kedelai di Desa Candirejo, Kecamatan Senin, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Kegiatan ini merupakan rangkaian kerja pemerintah dalam meningkatkan produksi kedelai nasional sehingga impor bisa ditekan.

SYL mengatakan, penanaman yang dilakukan di lahan 1.000 hektare ini menggunakan varietas unggul seperti anjasmoro, gepak kuning dan dering 1 yang semuanya memiliki keunggulan tahan kering serta hasil yang memuaskan. Terlebih, dia ingin Kabupaten Gunungkidul menjadi sentra kedelai terbaik yang ada di Indonesia. 

"Saya ingin mengatakan bahwa kedelai Gunungkidul ini untuk Indonesia. Apalagi rata-rata produksinya mencapai 3,4 ton per hektare. Jadi, kedelai Gunungkidul ini harus mampu memenuhi kebutuhan pasar nasional," ujar Mentan dalam pernyataan tertulisnya dikutip Rabu (7/6/2023).

Diketahui, harga kedelai lokal saat ini dalam kondisi menguntungkan karena berkisar Rp12.000 per kilogram. Sebagai bentuk dukungan, pemerintah terus membantu petani dengan menyiapkan benih unggul, embung, damparit, biopori, dan pompa.

SYL berharap penanaman semacam ini bisa diperluas menjadi 5.000 hektare di setiap kabupaten seluruh Indonesia. Dengan lahan seluas itu, masyarakat bisa mengolah berbagai macam komoditas yang terintegrasi dengan tanaman kedelai.

"Kita berharap dari gunung kidul akan lahir pertanaman dengan sedikit lebih masif sekitar 1.000 sampai 5.000 hektar dan ini kesepakatan kita untuk membangun pertanian terintegrasi," katanya.

Ke depan, SYL meminta ada banyak pihak swasta maupun offtaker yang Sama-sama berjuang membangun pertanian Indonesia yang jauh lebih maju dan kuat sehingga nantinya mampu mengatasi setiap masalah baik yang diakibatkan krisis global maupun cuaca ekstrim el nino.

"Tentu harapan dari petani nantinya ada offtakernya sehingga mendapat kepastian siapa pembelinya. Mudah-mudahan dengan langkah ini secara perlahan importasi kedelai yang cukup besar itu seperti arahan bapak presiden secara bertahap dapat kita penuhi dari dalam negeri," katanya.

Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementan, Suwandi mengatakan bahwa pengembangan kedelai saat ini sudah menunjukkan hasil yang cukup baik, dimana produksi kedelai 2022 mencapai 300 ribu ton yang dibarengi dengan penurunan impor dari 2,6 juta ton menjadi 2,3 juta ton.

"Pada 2023 dengan berbagai tantangan iklim elnino kita tetap berupaya untuk mengejar luas tanam dan produksi dapat mencapai target" jelasnya.

Meski demikian, kata Suwandi, pengembangan kedelai lokal sangat bergantung dan saling terkait dengan musim dan kesiapan benihnya. Karena itu, benih yang disiapkan adalah benih unggul.

"Secara umum waktu yang tepat bertanam kedelai Mei hingga Juli dan di beberapa lokasi sebagian bertanam di Agustus-Desember. Tapi mengingat umur daya tumbuh benih kedelai relatif pendek dibandingkan benih padi dan jagung, maka penangkaran benih berlokasi harus di kawasan budidaya kedelai," pungkasnya.

(SLF)

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement