Tempatkan Warganet RI Paling Tidak Sopan, Akun Resmi Microsoft Diserbu

IDXChannel - Gara-gara menempatkan netizen atau warganet Indonesia ke posisi terbawah terkait etika berinternet se-Asia Tenggara, akun resmi Microsoft langsung diserbu. Kondisi itu sempat membuat Microsoft mengunci kolom komentarnya karena banyak yang tidak terima dengan survei tersebut.
Dalam survei teranyar, Microsoft telah menobatkan netizen Indonesia sebagai pengguna internet paling tidak sopan se-Asia Tenggara. Netizen yang tidak terima secara bertubi-tubi mem-bully akun media sosial Microsoft.
Penguncian kolom komentar di akun instagram itu dilakukan admin Microsoft pada Jumat (26/02/2021) lalu. Kolom komentar itu sempat dibuka kembali pada Minggu (28/02/2021) kemarin, alhasil kolom tersebut langsung diserbu oleh netizen +62 yang murka.
Unggah mereka terbaru sebuah video gim retro pun dibanjiri komentar netizen +62. Banyak yang masih tidak terima dengan hasil survei tersebut.
“Kita tuh bukan nya nggak sopan ya woy. Kita tuh menjunjung tinggi kalimat bersatu kita kuat,” tulis akun @fitri**
“Yang sopan komennya bro and sis. Nanti kalian dikira netizen Indonesia kalau komen nggak sopan,” tulis ran**
“Woy, kenapa pada dimatiin komennya habis ngatain netizen indonesia paling nggak sopan,” tulis sy**.
Sebelumnya, Microsoft menempatkan warganet asal Indonesia berada di titik terendah soal kesopanan berinternet se-Asean. Penempatan itu berdasarkan hasil survei Digital Civility Index (DCI) 2020 terkait “Civility, Safety, and Interactions Online 2020”.
Temuan DCI 2020 ini bertujuan untuk mengukur tingkat kesopanan digital dari pengguna internet dunia saat berkomunikasi di dunia maya. Pelaksanaan survei ini sudah berlangsung sejak bulan April hingga Mei 2020.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan Indonesia berada di posisi terbawah, atau terburuk dibandingkan Thailand, Filipina, bahkan Malaysia. Faktor tersebut antara lain, hoaks dan penipuan. Keduanya menempati skornya tertinggi, yakni 47 persen.
Kemudian disusul dengan faktor ujaran kebencian yang berada pada angka 27 persen. Lalu faktor diskriminasi sebesar 13 persen. Di sisi lain, sebanyak 4 dari 10 responden mengaku bahwa tingkat kesopanan warganet Indonesia semakin membaik. (TYO)