Dia mengungkapkan Indonesia perlu memiliki lebih banyak pengusaha daerah yang menggali potensi daerahnya masing-masing. Sebab, saat ini pengusaha banyak terpusat di kota-kota besar, seperti Jakarta.
"Di sinilah tugas Kadin, untuk menciptakan lebih banyak lagi pengusaha-pengusaha daerah yang bisa berkontribusi di daerahnya masing-masing. Kalau bisa jangan kumpul di Jakartalah, dimana-mana, supaya ekonominya bisa maju semuanya," tuturnya.
Menurutnya, setiap daerah memiliki potensi yang bisa digali untuk menopang ekonomi setempat, baik dari segi kekayaan alam maupun budayanya. "Inilah yang harus dilihat, dan bagaimana melakukan redistribusi terhadap ekonomi supaya sentral ekonominya bukan hanya di satu tempat, tapi decentralized. Jadi, nanti ke depannya saling bisa menopang," katanya.
Saat ini, kata Arsjad, program pemerintah sudah menuju ke sana, menyusul banyaknya Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), terutama di Indonesia Timur. Beberapa daerah di Indonesia Timur mengolah bauksit, nikel dan bahan tambang lainnya menjadi baterai dan aluminium untuk light car dan electric car.
"Teknologi boleh luar negeri, siapapun yang melakukan inovasi dan membuat teknologi, balik-baliknya butuh raw material, seperti baterai dan aluminium. Jadi, sudah kelihatan, bahwa setiap daerah di Indonesia memiliki kekayaan sendiri-sendiri," kata Arsjad.