IDXChannel - Sebanyak 4900 pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Medan terdampak pandemi Covid-19. Sebagian besar dari mereka kini kesulitan permodalan untuk melanjutkan bisnis.
Hal itu dikatakan oleh Dinas Koperasi dan UMKM Kota Medan yang akhirnya mengajak para pelaku usaha tersebut untuk diajak untuk memanfaatkan fasilitas urunan dana (security crowdfunding) untuk pembiayaan dan meningkatkan kembali bisnis mereka.
Ajakan itu disampaikan dalam Indonesia Security Crowdfunding Forum 2021 (ISCFF 2021). Kegiatan bertema 'Peluang Securities Crowdfunding sebagai Metode Patungan Bisnis di Tengah Masa Pandemi' itu digelar di kota Medan mulai Sabtu, 11 September 2021 kemarin.
ISCFF 2021 adalah rangkaian kegiatan edukasi inklusi keuangan yang menyatukan para pelaku bisnis, pakar investasi dan investor melalui kegiatan webinar, UMKM Clinic serta forum interview yang akan diselenggarakan di 12 kota di Indonesia. Kegiatan ini diinisiasi PT Numex Teknologi Indonesia, penyedia platform equity crowdfunding LandX.
Co-Founder CMO LandX, Romario Sumargo, mengatakan UMKM memiliki potensi besar dalam mendorong pembangunan ekonomi di Indonesia maupun daerah. Hal ini dapat dilihat dari 64,1 Juta sektor usaha di Indonesia, merupakan usaha UMKM.
"Dari angka tersebut terdapat 1.603 unit usaha berada di Medan dan berhasil menyumbang 29,46% PDRB kota Medan untuk provinsi Sumatera Utara," kata Romario, Senin (13/9/2021)
Namun terkait pengembangan UMKM yang berdaya saing, sambung Romario, masih terganjal dengan rendahnya pengetahuan masyarakat akan literasi keuangan, yang baru menyentuh 37% dari total penduduk di Indonesia. Permasalahan minimnya literasi keuangan ini, juga berdampak besar terhadap jumlah masyarakat yang melakukan investasi atau menjadi seorang investor.
Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) mencatat bahwa baru 1,2% atau sebanyak 3,2 Juta orang Indonesia yang memiliki saham / investasi di pasar modal.
"Dengan adanya ISCFF 2021 ini, kami berharap dapat meningkatkan literasi masyarakat akan finansial terutama keuangan dan investasi digital serta dapat melahirkan iklim investasi yang positif bagi masyarakat Indonesia. Selain itu, sektor usaha UMKM dapat segera bangkit melakukan adaptasi dengan bantuan inovasi teknologi & permodalan digital guna menjaga keberlangsungan usaha di masa pandemi," pungkasnya.
Lilysan Wijaya, salah satu pembicara dan juga Founder UKM Roti Romi Roti Mimpi Indah mengatakan, pandemi Covid-19 memukul hampir semua sektor usaha, tidak terkecuali kalangan pelaku usaha UMKM. Gelaran ISCFF 2021 yang digagas oleh LandX ini, kata Lilysan akan sangat membantu pelaku UKM untuk beradaptasi dan bertransformasi ke arah digital.
"Transformasi ini harus dilakukan oleh teman-teman UKM untuk bertahan di era pandemi, dimana masyarakatnya saat ini memiliki perilaku senang berinvestasi, mengakses pasar, dan berbelanja online," terangnya.
Event ISCFF 2021 juga dilakukan untuk mendukung UKM agar dapat bertransformasi ke digital, agar dapat bertahan pada kondisi saat ini dan mengikuti perubahan zaman yang serba daring. Data terbaru dari asosiasi e-commerce menyebutkan bahwa UMKM yang sudah menggunakan digital naik cukup signifikan, yakni dari 13 persen pada tahun lalu menjadi 23,9 persen atau 15,2 juta UMKM.
"Inii berbanding lurus dengan event yang diadakan oleh LandX dan menjadi kunci pemulihan ekonomi secara nasional kedepannya," tandasnya.
LandX adalah platform equity crowdfunding, di mana telah digunakan oleh 55 ribu pengguna (Investor) yang berpartisipasi dalam penggalangan dana untuk pengembangan usaha yang dilakukan oleh bisnis, Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), dan usaha rintisan (startup) secara online, dan mendapatkan saham sebagai imbalannya. Sejak berizin OJK, LandX sudah berhasil menyalurkan dana hingga 106,54 miliar rupiah kepada 20 pelaku usaha rintisan dan telah membagikan dividen sebesar 1,94 miliar rupiah kepada para investornya. (NDA)