Reza meenyampaikan turunya jumlah penerbangan menyebabkan pengurangan jumlah pesawat semua airlines di Indonesia, yang berimbas pada keputusan seperti pemotongan gaji atau dirumahkan atau bahkan PHK terhadap tenaga kerja transportasi udara, baik itu pilot, awak kabin, teknisi pesawat, ATC, petugas bandara dan lain-lain.
"Hal tersebut juga berimbas pada memburuknya kondisi fisik, psikologis dan emosional (human factor),kesehatan mental, depresi dan kecemasan para pekerja transportasi udara, yang juga sangat mempengaruhi aspek keselamatan penerbangan," lanjutnya.
Reza melihat persyaratan test PCR itu cukup memberatkan penumpang pesawat karena biaya yang cukup tinggi. Sperti pada bandara yang berada di Jawa-Bali Rp495 ribu, sedangkan di luar Jawa-Bali mencapai Rp525 ribu.
"Kemudian terkait waktu tunggu hasil yang lama rata-rata 1x24 jam, selanjutnya juga terkait lokasi test yang terbatas, lokasi PCR di kebanyakan daerah di Indonesia berada di pusat kota daerah tersebut, sehingga membutuhkan waktu dan jarak perjalanan yang lebih banyak bagi calon penumpang pesawat," pungkas Reza. (TYO)