Selanjutnya dipotong di Indonesia membutuhkan waktu yang lama dan biaya yang tinggi hingga daging sapi mencapai konsumen akhir.
Setelah melalui proses penggemukan dan pemotongan hewan, proses selanjutnya adalah menjual daging sapi yang dihasilkan ke pedagang grosir berskala besar di pasar atau melalui tengkulak yang membantu Rumah Potong Hewan (RPH) untuk mendapatkan pembeli.
Proses ini dilanjutkan dengan menjual daging sapi ke pedagang grosir berskala kecil. Merekalah yang menjual daging sapi ke pedagang eceran di pasar tradisional atau supermarket, sebelum akhirnya sampai di tangan konsumen. Proses panjang ini tentu menimbulkan biaya tambahan yang tidak sedikit.
Oleh sebab itu, Risti menilai, langkah pemerintah untuk mengimpor daging dari negara selain Australia, termasuk daging sapi dari Brazil dan daging kerbau dari India juga masih belum bisa sepenuhnya menstabilkan harga pasar
“Secara umum, pandemi memunculkan penambahan biaya transportasi dan juga penyimpanan. Ditambah dengan kenaikan harga bahan bakar minyak yang membuat ongkos transportasi antar daerah menjadi semakin tinggi,” ujarnya.