IDXChannel - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) melaporkan realisasi penerimaan pajak hingga Februari 2023 mencapai Rp279,98 triliun. Jumlah ini setara 16,30% dari target dalam APBN 2023 yang sebesar Rp1.718 triliun.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, realisasi tersebut tumbuh 40,35% dari periode sama tahun lalu. Penerimaan tersebut terdiri dari Pajak Penghasilan (PPh) non migas yang realisasinya mencapai Rp137,09 triliun. Capaian penerimaan PPh non migas ini artinya sudah mencapai 15,69% dari target tahun ini.
"Sedangkan dibandingkan periode yang sama tahun lalu realisasi PPh non migas ini juga tumbuh 24,35% jadi pertumbuhan masih sangat kuat," jelasnya dalam Konferensi Pers APBN KiTa di kantornya, Jakarta, Selasa (14/3/2023).
Kemudian, penerimaan dari Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (PPnBM) realisasinya sudah mencapai Rp128,27 triliun. Nilai realisasi ini sudah mencapai 17,27% dari target, atau tumbuh sangat tinggi 72,87% jika dibandingkan dengan periode sama tahun lalu.
Lalu, penerimaan dari Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) dan pajak lainnya telah mencapai Rp1,95 triliun atau sudah terealisasi 4,87% dari target. Realisasi ini juga tumbuh 29,33% dari periode sama tahun lalu.
Sementara itu, untuk penerimaan dari PPh minyak dan gas (migas) mengalami kontraksi 6,36% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Sehingga realisasinya hanya Rp12,67 triliun atau 20,62 dari target.
"Yang mengalami koreksi dan kita harus perhatikan secara seksama adalah PPh migas. Ini karena kita punya lifting menurun dan dalam hal ini harga minyak dunia turun,"pungkasnya.
Dengan demikian, kinerja penerimaan pajak yang sangat baik pada dua bulan pertama ini dipengaruhi, harga komoditas masih tinggi dibandingkan Januari-Februari 2022. Selain itu aktivitas ekonomi juga terus membaik, serta berkat dampak adanya UU Harmonisasi Peraturan Perpajakan (HPP).
"Ketiga faktor ini berikan pertumbuhan penerimaan pajak sangat baik. Kita tentu tetap waspadai meski sampai Februari ini sangat bagus. Sebab situasi dunia tidak dalam kondisi yang stabil dan baik jadi harus mewaspadai," pungkasnya.
(DES)