"Ini juga sekaligus menunjukan bahwa Indonesia adalah bangsa yang majemuk yang memiliki kekayaan budaya yang luar biasa. Kemajemukan adalah kekuatan yang mahadasyat untuk mencapai Indonesia Maju. Selain itu Presiden suka mengenakan busana ini karena desainnya yang sederhana, simpel dan nyaman dipakai," imbuhnya.
Lebih lanjut, dalam menyiapkan pakaian adat tersebut turut andil peran Tetua Adat Suku Baduy. "Penyiapan busana dibantu oleh Pak Jaro Saija, Tetua Adat Masyarakat Baduy sekaligus Kepala Desa Kanekes," tandasnya.
Sebagai informasi, dari tahun ke tahun dalam pidato kenegaraan Presiden Jokowi selalu mengenakan pakaian adat mulai dari adat Bugis pada 2017, adat Aceh pada 2018, adat Sasak Nusa Tenggara Barat pada 2019, dan adat Sabu Nusa Tenggara Timur pada 2020. (TIA)