Nokia juga memperkirakan bakal mengurangi karyawan lagi, dari saat ini jumlahnya 86.000 orang, akan diefisienkan hingga tinggal menyisakan 72 ribu orang saja.
"Pertanyaan apakah bisa bangkit lagi, memang dia bangkit lagi, tapi time is over, dia sudah tidak bisa catch-up lagi, itulah sebetulnya kalau perusahaan tidak mau mereka recognize perubahan yang mempengaruhi bisnis dia, maka terganti," pungkas Yunus.
Memang kehadiran AI ini tentu tidak mendisrupsi seluruh industri secara bersama. Beberapa industri ada yang mengalami perubahan yang lambat untuk adopsi teknologi, namun ada juga yang harus cepat melakukan adaptasi seperti tiga industri di atas.
"Ada industri manufaktur yang masih menggunakan teknologi 2.0, oke saja, karena teknologi yang tepat saat ini," pungkasnya. (NIA)