Tim respons cepat menindaklanjuti kasus ini pada 8 Desember 2021, tetapi tidak bisa memverifikasi 89 kematian yang dilaporkan oleh otoritas setempat. Di sisi lain, tim mengkonfirmasi peningkatan kasus malaria di daerah tersebut.
Banjir yang melanda Sudan Selatan diterangkan sebagai bencana alam terburuk dalam 60 tahun terakhir, menyebabkan lebih dari 200.000 orang mengungsi dari rumah mereka. Karena banjir tersebut, para ahli kesehatan mempercayai munculnya badai penyakit.
"Penduduk di sana tidak memiliki cukup air, tidak ada upaya cepat pembersihan lingkungan sehingga bangkai anjing dan kambing dibiarkan membusuk di sistem drainase," ungkap laporan tersebut.
Kondisi ini belum membaik sampai sekarang, bahkan dinilai akan semakin buruk dengan masuknya orang-orang baru ke tenda pengungsian, karena meningkatkan risiko persebaran penyakit seperti diare akut, kolera, dan malaria di antara warga.
(IND)