sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Tim WHO Meluncur ke Sudan Selatan, Ada Laporan 100 Kematian Penyakit Misterius

Economics editor Muhammad Sukardi
30/12/2021 10:43 WIB
Hampir 100 orang meninggal di Fangak, Sudan Selatan, karena penyakit yang masih misterius.
Tim WHO Meluncur ke Sudan Selatan, Ada Laporan 100 Kematian Penyakit Misterius (Dok.MNC Media)
Tim WHO Meluncur ke Sudan Selatan, Ada Laporan 100 Kematian Penyakit Misterius (Dok.MNC Media)

IDXChannel - Hampir 100 orang meninggal di Fangak, Sudan Selatan, karena penyakit yang tidak terdiagnosis. Kasus misterius ini pun tengah diselidiki secara mendalam.

Dilaporkan Fox News, pada 13 November 2021, Kementerian Kesehatan Sudan Selatan menerima laporan beberapa kematian yang menimpa anak-anak usia 1 hingga 14 tahun, serta lansia dengan gejala demam tinggi, muntah, kelelahan, nyeri sendi, kehilangan nafsu makan, dan nyeri dada tanpa penyebab yang jelas.

Badan Kesehatan Dunia (WHO) setelah tahu adanya kasus ini langsung meluncur ke Sudan Selatan untuk menyelidiki lebih lanjut. Sampel diambil untuk pengujian kolera yang merupakan penyakit menular khas di sana, tapi hasilnya negatif, menurut ABC News.

"Kabupaten Fangak adalah salah satu lokasi yang paling terkena dampak banjir di Sudan Selatan. Kejadian itu telah meningkatkan beban penyakit endemik umum seperti malaria dan diare akut," terang laporan WHO, dikutip MNC Portal, Kamis (30/12/2021).

Dua hari kemudian, tim ahli kesehatan diterjunkan ke Fangak dan mendapati temuan awal bahwa kasus positif malaria di sana tinggi sekali, berdasarkan pengujian di klinik swasta.

Tim respons cepat menindaklanjuti kasus ini pada 8 Desember 2021, tetapi tidak bisa memverifikasi 89 kematian yang dilaporkan oleh otoritas setempat. Di sisi lain, tim mengkonfirmasi peningkatan kasus malaria di daerah tersebut.

Banjir yang melanda Sudan Selatan diterangkan sebagai bencana alam terburuk dalam 60 tahun terakhir, menyebabkan lebih dari 200.000 orang mengungsi dari rumah mereka. Karena banjir tersebut, para ahli kesehatan mempercayai munculnya badai penyakit.

"Penduduk di sana tidak memiliki cukup air, tidak ada upaya cepat pembersihan lingkungan sehingga bangkai anjing dan kambing dibiarkan membusuk di sistem drainase," ungkap laporan tersebut.

Kondisi ini belum membaik sampai sekarang, bahkan dinilai akan semakin buruk dengan masuknya orang-orang baru ke tenda pengungsian, karena meningkatkan risiko persebaran penyakit seperti diare akut, kolera, dan malaria di antara warga.

(IND) 

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement