Selain itu, pihaknya juga mendorong penggunaan produk dalam negeri dalam program perumahan sehingga ada kebanggaan bagi industri baja di dalam negeri untuk berkontribusi lebih banyak lagi di sektor pembangunan infrastruktur.
"Banyak tawaran masuk terkait produk baja dari luar negeri dalam pembangunan rumah masyarakat termasuk di IKN. Tapi kami ingin penggunaan produk dalam negeri lebih diutamakan karena industri baja seperti PT. Krakatau Steel yang memiliki berbagai produk baja bisa berkontribusi dalam pembangunan perumahan," sambungnya.
Direktorat Jenderal Perumahan Kementerian PUPR, katanya, juga mengundang BUMN Karya untuk menyiapkan berbagai teknologi yakni pertama kaitannya dengan Rusun Pracetak Modular Volumetrik seperti 22 Hunian Pekerja Konstruksi (HPK) di IKN yang dibangun dalam waktu singkat.
Selain konstruksi bangunan hal yang perlu diperhatikan adalah bagaimana teknologi pembuatan toilet yang mudah dan cepat namun juga berkualitas.
Kedua adalah teknologi rumah sederhana yang bisa di produksi di bawah harga Rp70 juta dengan tipe 36. Pasar pemanfaatan teknologi penggunaan baja nantinya bukan hanya untuk penanganan rumah terdampak bencana yang dilakukan Kementerian PUPR tapi juga untuk rumah bersubsidi yang dibangun pengembang.