Adapun kapasitas unloading Teminal Bongkar Batu Bara Kramasan mencapai 60.000 ton/hari/TULS, dengan luas area stockpile maksimal berkapasitas 590.000 ton.
Lebih lanjut, Terminal Bongkar Batubara Kramasan ini juga mampu melayani 20 kereta api dengan rangkaian 60 gerbong batu bara setiap harinya.
Didiek mengatakan, Terminal Bongkar Batu Bara Kramasan ini dibangun sebagai sinergi BUMN antara KAI, PTBA, dan PLN dalam mewujudkan progam 100.000 megawatt pada tahun 2025. Di samping itu, terminal ini juga menjadi bagian dari progam KAI menuju 105 juta ton angkutan batu bara pada tahun 2027.
“Tak hanya berfokus pada bisnis, KAI Group berharap kehadiran Terminal Bongkar Batu Bara Kramasan juga akan memberikan dampak positif seperti terbukanya lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat setempat,” kata Didiek.
Pembangunan terminal bongkar batu bara ini juga sebagai upaya untuk mengakomodasi permintaan angkutan barang KAI yang terus meningkat. Angkutan barang KAI pada 2020 sebesar 45 juta ton, pada 2021 sebesar 50 juta ton, dan pada 2022 sebesar 58 juta ton.
Sementara itu, Direktur Utama KAI Logistik, TLN Ahmad Malik Syah mengungkapkan proyek Terminal Bongkar Batu Bara ini menjadi program strategis perusahaan. Dengan beroperasinya Terminal Bongkar Batu Bara Kramasan ini, akan memperkuat kapasitas dan kapabilitas perusahaan khususnya pada logistik pertambangan.
“Terminal Bongkar Batubara Kramasan ini, ditargetkan dapat beroperasi pada Triwulan IV tahun 2024 dengan kapasitas 20 hingga 40 juta ton per tahun. Sementara, pada aspek profitabilitas, Terminal Bongkar Batu Bara Kramasan diproyeksikan akan menyumbang sekitar Rp80-150 miliar per tahun” katanya.
(FRI)