IDXChannel - Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan mengklaim siap menggunakan teknologi genomik dalam meningkatkan produktivitas serta kualitas pangan.
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian (Kementan) Agung Suganda mengatakan, Kementan akan berkolaborasi dengan Asosiasi Genomik Indonesia (AGI) untuk penerapan teknologi tersebut.
"Kami sangat mendukung dan siap berkolaborasi dengan AGI untuk penerapan teknologi genomik. Bukan hanya untuk meningkatkan ketahanan pangan kita, tapi juga dalam rangka menjaga kesehatan hewan yang tentu juga akan berkaitan dengan kesehatan manusia," kata Agung, Sabtu (2/7/2025).
Agung menambahkan, teknologi genomik dapat mempercepat proses perbaikan genetik ternak, yang selama ini membutuhkan waktu lama dengan metode konvensional. Salah satu fokus utamanya adalah peningkatan kualitas bibit sapi perah dan sapi pedaging.
"Dengan pendekatan genomik ini, tentu Indonesia yang kita tahu masih kekurangan daging sapi, susu. Kita mempercepat peningkatan produksi kita, di samping tentu juga melakukan upaya percepatan secara konvensional," katanya.
Agung memaparkan, implementasi teknologi genomik nantinya bakal dilakukan dengan menggandeng AGI, IPB serta Balai Inseminasi Buatan dan juga Balai Pembibitan Terapung Unggul Kementan.
Genomik akan dimanfaatkan untuk memilih bibit sapi dengan sifat unggul, seperti tahan panas, tahan penyakit, serta memiliki produktivitas susu dan daging yang tinggi.
"Ini dalam rangka perbaikan bibit ternak kita, khususnya untuk sapi perah maupun juga sapi pedaging. Karena kalau menggunakan teknologi konvensional membutuhkan waktu yang cukup panjang. Dengan teknologi genomik ini kita bisa mempersingkat," kata Agung.
"Nanti hasilnya bibit yang genomiknya sudah cukup baik kita perbanyak lagi dengan program inseminasi buatan. Dan inilah salah satu upaya kita untuk mempercepat produksi bibit-bibit yang dibutuhkan sesuai dengan kondisi yang ada di Indonesia," lanjutnya.
Lebih jauh Agung berharap langkah ini dapat menjadi terobosan dalam mencapai swasembada daging dan susu, serta meningkatkan efisiensi sektor peternakan di tengah tantangan iklim tropis dan penyakit hewan yang kerap mengganggu produktivitas.
"Dan di sini bisa dipetakan genomik ini, yang mana yang kita mau pilih. Kalau sapi perah misal genomiknya jelek ya lebih baik kita gemukkan untuk dipotong. Begitupun sapi pedaging kita cari yang tahan penyakit, reproduksi bagus, dan seterusnya," kata dia.
(Nur Ichsan Yuniarto)