sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Tolak Pakai APBN, Bulog Pilih Ngutang ke Bank untuk Serap Padi Petani

Economics editor Suparjo Ramalan
09/12/2022 16:04 WIB
Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso (Buwas) mengaku menolak menggunakan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) untuk menyerap beras di penggilingan.
Tolak Pakai APBN, Bulog Pilih Ngutang ke Bank untuk Serap Padi Petani. (Foto: MNC Media)
Tolak Pakai APBN, Bulog Pilih Ngutang ke Bank untuk Serap Padi Petani. (Foto: MNC Media)

"Cadangan akhir tanpa supply, tanpa penyerapan hanya tinggal 300.000, sangat rawan karena kita ditugaskan untuk 1 juta minimal, kalau 300.000 ton, kekurangannya 700.000 kan," ujarnya.

Dia berhitung, kebutuhan 700.000 ton beras bisa dipenuhi dari serapan dalam negeri sebesar 500.000 ton dan 200.000 ton lainnya diimpor dari beberapa negara. 

Hanya saja, hingga 5 Desember tahun ini jumlah beras dalam negeri yang diserap Bulog baru 166.000 ton. Sementara, beras yang diimpor diperkirakan mencapai 200.000 ton. Jumlah impor beras lebih kecil dari yang diputuskan dalam rapat koordinasi terbatas (rakortas) yakni 500.000 ton. 

"700.000 itu umpama bisa 500.000 dari dalem, sisa dong 200.000, jadi 200.000 kita harus datangkan. Persoalannya adalah impor saat ini tidak mudah karena negara membatasi, bahkan ada yang sama sekali menutup untuk dia ekspor berasnya karena dia butuh juga," ucapnya.

Akibat pembatas negara produsen beras pada bulan ini, maka opsi impor kemungkinan dilanjutkan pada awal tahun 2023. Hanya saja, Bulog melihat situasi masa panen di dalam negeri. 

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement