"Untuk menembus ke batas 74-78 persen itu diperkirakan tidak akan lama lagi. Kita punya jangkar domestik yaitu di Bandara Soekarno-Hatta, ini yang mungkin membantu. Berbeda dengan Denpasar (Bandara Ngurah Rai), yang memang secara rasio terbalik (antara jumlah penumpang) domestik dan internasional," ungkap dia.
Muhammad Awaluddin mengungkapkan sejalan dengan traffic yang berangsur-angsur pulih, Bandara Soekarno-Hatta saat ini telah mencetak kinerja positif.
“Bandara Soekarno-Hatta per Kuartal IV/2021 telah mampu membukukan operating cash flow yang positif. Artinya, hasil yang didapat dari operasional bandara lebih tinggi dibandingkan dengan biaya operasional (operating expense/opex),” katanya.
Sejalan dengan itu, Bandara Soetta juga sudah mencetak Earning Before Interest Taxes, Depreciation, and Amortization (EBITDA) yang positif. Indikator-indikator ini menunjukkan baiknya kinerja Bandara Soekarno-Hatta di tengah pandemi, dan akan sangat mendukung kinerja AP II secara menyeluruh
Upaya menjaga ketangguhan operasional Bandara juga tidak lepas dari program optimalisasi belanja modal (capex optimization). Lewat capex optimization, belanja modal perseroan dikonsentrasikan untuk aspek meningkatkan aspek pelayanan, keselamatan dan keamanan.