“Kalau investor sekelas Chapman Taylor, Roy Dalio dan Jeffrey Sachs saja mau bergabung, masak talenta talenta terbaik kita sendiri tidak mau join,” ujarnya.
Danantara, yang diluncurkan bulan lalu, menjadi kendaraan utama Presiden Prabowo Subianto untuk mewujudkan target pertumbuhan ekonomi 8 persen pada 2029. Lembaga ini akan mengelola seluruh saham perusahaan negara dan menginvestasikan kembali dividen yang diperoleh ke berbagai proyek komersial.
Dalam jangka panjang, Danantara diproyeksikan mengelola aset senilai lebih dari USD900 miliar. Pemerintah bahkan menyebutnya sebagai versi Indonesia dari Temasek, lembaga investasi milik Singapura.
Pada tahap awal, Danantara akan mengalokasikan dana sebesar USD20 miliar untuk sejumlah sektor strategis, termasuk hilirisasi sumber daya alam (SDA), pengembangan kecerdasan buatan (AI), serta ketahanan energi dan pangan. (Aldo Fernando)