Ia menjelaskan, selama masa bertahan dan bisa kembali berusaha usai pandemi, strategi perampingan dan tutup toko merupakan cara terbaik agar Transmart bisa kembali pulih dan melakukan inovasi.
“Jadi tutup toko itu lumrah terjadi jadi gak hanya terjadi di Indonesia, mereka [pengusaha luar negeri] juga melakukan hal yang sama. Tutup toko itu gak harus konotasinya itu negatif, no engga, kita kan tutup toko untuk kita bisa lari lebih kencang,” jelas dia.
Inovasi yang saat ini sudah dilakukan oleh Transmart adalah mengoptimalkan nasabah dalam grup. Yaitu bekerjasama dengan Allo Bank, Bukalapak sampai Garuda Indonesia.
“Nah kebanyakan yang tutup ini adalah toko warisan, yang gak update lagi. Nah makanya langkahnya kita sekarang adalah transformasi dan modernisasi toko juga biar update dan segar. Kami juga ada Kerjasama dengan Bukalapak, AlloBank, Grab Indonesia. Jadi kita jadi HUB-nya, karena kita kuat ya kita di manajemen logistik stok barang, ketersediaan barang dan juga distribusi toko,” tandasnya.
(SLF)