“Untuk produksi kapasitas kita, untuk E-Motor (motor listrik) sebesar 150.000 unit per tahun,” sambungnya.
Stephen juga mengatakan bahwa untuk mencapai hal tersebut, dibutuhkan kerja sama dari seluruh pihak dalam mengedukasi masyarakat. Mengingat, masih banyak yang ragu beralih ke motor listrik akibat kurangnya pemahanan mengenai kendaraan ini.
“Tentu kami memperkuat jaringan kita. Memberikan edukasi kepada masyarakat untuk menggunakan motor listrik ini sebagai motor yang nyaman dipakai. Kedua, adanya pengiritan, dengan molis ini sangat irit dibanding motor ICE,” ujarnya.
Dikatakan oleh Stephen, biaya perawatan motor listrik memang sangat terjangkau karena tidak banyak komponen yang perlu melakukan penggantian. Ia yakin, kedepannya masyarakat Indonesia akan mencari motor listrik, meski tanpa subsidi.
“Mungkin hanya 15 persen saja biayanya, dan perawatannya sangat minim, tidak ada mesin kan. Terpenting mengedukasi supaya masyarakat mencoba memakai motor listrik. Setelah mereka rasakan enaknya, dengan brand kuat, tentu ke depan tanpa subsidi pun masyarakat akan mencari,” tuturnya.
(SLF)