IDXChannel - Menteri Koordinator Bidang Perekononomian Airlangga Hartarto hadir di gelaran Indo-Pacific Economic Framework (IPEF) Ministerial Conference di Detroit, Amerika Serikat pada 26-27 Mei 2023.
Dalam kesempatan tersebut, Airlangga melakukan sejumlah pertemuan bilateral untuk meningkatkan kerja sama ekonomi dan penyelesaian berbagai isu penting
Mewakili lebih dari 40% ekonomi dunia dan 28% perdagangan barang dan jasa secara global, Indo-Pacific Economic Framework (IPEF) yang merupakan kerangka kerja sama ekonomi inklusif untuk mewujudkan Indo-Pasifik yang terbuka, bebas, aman dan berketahanan.
"IPEF merupakan respons atas kondisi saat ini, di mana seluruh negara harus bekerja bersama menciptakan keseimbangan, kemakmuran, dan kesejahteraan serta pengembangan keadilan di kawasan Indo Pasifik," ujar Airlangga melalui keterangan tertulisnya, Selasa (30/5/2023).
Pertemuan Tingkat Menteri (PTM) IPEF tersebut telah berhasil menyelesaikan berbagai isu penting dan strategis seperti isu supply chain, trade facilitation, energy transition, dan critical minerals.
Sebagai bentuk kerja sama baru, IPEF juga berupaya mengusung isu-isu yang terkait dengan clean economy untuk ekonomi berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Ambassador Katherine Tai dari United States Trade of Representatives dan Gina M. Raimondo dari U.S. Secretary of Commerce yang turut hadir dan memimpin pertemuan IPEF tersebut, mengapresiasi peran besar Airlangga dalam penyelesaian berbagai Pilar IPEF, dan juga atas usulan Menko Airlangga terkait dengan critical minerals dalam penyelesaian Pilar I IPEF.
"Indonesia siap ikut serta dalam pembahasan critical minerals sebagai salah satu prioritas pembahasan dalam Pilar I IPEF," tegas Airlangga.
Setelah berakhirnya agenda IPEF Ministerial Conference tersebut, Airlangga kembali meneruskan rangkaian agenda kerja untuk menyelenggarakan joint mission di Uni Eropa bersama Deputi (Timbalan) Perdana Menteri dan Menteri Perladangan dan Komoditi Malaysia Datuk Sri Fadillah Yusof.
Pertemuan tersebut untuk menyuarakan concern kedua negara terhadap kebijakan regulasi European Union Deforestation Regulation (EUDR) yang dinilai diskriminatif dan akan berdampak negatif pada akses pasar sejumlah komoditas, terutama kelapa sawit.
Bertolak dari New York, Amerika Serikat, Menko Airlangga pada 30-31 Mei 2023 akan melakukan pertemuan dengan berbagai pihak terkait, terutama komisioner dan Parlemen Uni Eropa, serta pihak swasta, organisasi internasional dan NGO di Eropa guna menyelesaikan permasalahan terkait kelapa sawit Indonesia.
Kegiatan joint mission tersebut akan membahas langkah-langkah yang dapat ditempuh agar ketentuan tersebut tidak akan membebani dan memberikan dampak negatif terutama kepada para pelaku petani kecil (smallholders) kelapa sawit dan komoditas lainnya yang berdampak atas ketentuan EUDR tersebut.
"Kami ingin menekankan bahwa EUDR membebani petani kecil, karena mereka harus mematuhi prosedur administratif sebagaimana dipersyaratkan dalam ketentuan regulasi tersebut," ungkap Airlangga.