sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Utang Pemerintah per November 2023 Tembus Rp8.041 Triliun, Kemenkeu: Masih Aman

Economics editor Atikah Umiyani/MPI
02/01/2024 20:38 WIB
Kemenkeu mencatat utang pemerintah hingga November 2023 tembus Rp8.041,01 triliun. Apabila dilihat dari berbagai indikator, risiko utang pemerintah masih aman.
Utang Pemerintah per November 2023 Tembus Rp8.041 Triliun, Kemenkeu: Masih Aman. (Foto: MNC Media)
Utang Pemerintah per November 2023 Tembus Rp8.041 Triliun, Kemenkeu: Masih Aman. (Foto: MNC Media)

Demikian pula dari sisi indikator currency risk atau risiko nilai tukar, Suminto menilai, proporsi utang pemerintah dalam valuta asing sudah menurun drastis, hal inipun mengurangi risiko pemerintah.

Dia memaparkan sebelum pandemi, di 2019 dari seluruh utang pemerintah yang merupakan valuta asing itu 37,9%, di 2018 justru sempat mencapai 41%. Sementara saat ini utang pemerintah dalam bentuk valuta asing itu hanya 27,5%

"Sehingga dari sisi currency risk jelas jauh lebih baik," imbuhnya.

Suminto menambahkan, dari sisi refinancing risk, average time to maturity atau rata-rata tenor dari utang pemerintah juga cukup panjang yakni sekitar 8,1 tahun. Demikian dari sisi market risk yang lain risiko suku bunga mayoritas utang pemerintah sekitar 82% juga fix rate sehingga tidak terlalu sensitif terhadap gerakan sukbung yang ada di market.

"Demikian kalau direfleksikan pada indikator risiko utang yang lain misalnya dari sustanibilitas utang. Selain dari debt to GDP, yang di literatur dan praktik yang biasanya digunakan adalah keseimbanganprimer," urainya.

"Kita bersyukur sekali apbn 2023 keseimbangan primer positif lebih dari 90 triliun dan itu pertama sejak 2012 ini juga mengindikasikan sustainibilitas yang dapat dijaga. Kemudian dari sisi debt diynamics di mana kalau kita perbandingkan antara suku bunga riil dan pertumbuhan PDB real itu juga dalam kondisi yang baik di mana debth dynamic dapat dijaga," tuturnya. 

Demikian dengan indikator solvabilitas yang biasa digunakan dalam literatur, pihaknya melihat dari sisi rasio utang terhadap penerimaan negara. Maka dari sisi utang pemerintah terhadap penerimaan negara juga masih dalam rasio yang aman dan terjaga dengan baik.

"Demikian dari sisi likuiditas terus dijaga. Misalnya salah satu yang biasa digunakan adalah current budget balance itu meliaht bagaimana pendapatan dan belanja rutin. Pendapatan rutin itu pendapatan dikurangi hibah," urainya.

Katanya, belanja rutin itu dikurangi belanja modal itu juga dari issi indikator likuiditas kita cukup baik jadi dari sisi indikator risiko utang dari sisi likuiditas, solvabilitas maupun sustainibiltasnya dapat dijaga dengan baik. 

"Sehingga tidak hanya dilihat dari nominal yang lebih besar karena pada saat yang sama ekonomi kita terus tumbuh GDP semakin besar penerimaan negara juga semakin besar sehingga kiranya utang pemerintah tidak sekedar dari outstanding nominal tapi dari indikator portofolio dan risiko yang makin membaik," jelasnya.

(FRI) 

Halaman : 1 2 Lihat Semua
Advertisement
Advertisement