sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Utang Proyek Kereta Cepat Whoosh Rp8,3 Triliun akan Diselesaikan Pekan Depan

Economics editor Suparjo Ramalan
09/10/2023 17:20 WIB
Pemerintah Indonesia akan ke China pekan depan untuk memfinalisasi pinjaman senilai USD550 juta atau setara Rp8,3 triliun.
Utang Proyek Kereta Cepat Whoosh Rp8,3 Triliun akan Diselesaikan Pekan Depan
Utang Proyek Kereta Cepat Whoosh Rp8,3 Triliun akan Diselesaikan Pekan Depan

IDXChannel - Pemerintah Indonesia akan ke China pekan depan untuk memfinalisasi pinjaman senilai USD550 juta atau setara Rp8,3 triliun. Hal ini dikonfirmasi Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kartika Wirjoatmodjo atau Tiko. 

Utang tersebut berasal dari China Development Bank (CDB), yang digunakan untuk menambal anggaran Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) atau Whoosh yang membukukan cost overrun alias pembengkakan biaya mencapai Rp18,2 triliun. 

"Minggu depan diberesin, sekalian kita mau inagurasi pas lagi di China sekalian," kata Tiko di Jakarta, Senin (9/10/2023).

Pinjaman pemerintah kepada CDB sudah diajukan sejak awal 2022. Karena interest rate atau suku bunga yang diminta Indonesia tak sesuai dengan standar CDB, maka pencairan mendek. 

Tiko menilai pihak China Development Bank bersikeras menetapkan tingkat suku bunga di kisaran 3 persen-3,5 persen. Sementara itu, Indonesia mengambil langkah negosiasi agar bunga pinjaman bisa diturunkan menjadi 2 persen. 

"Terakhir di bawah 4 persen, kisarannya di kisaran 3 persen, saya lupa, tapi antara 3 persen-3,5 persen," ucap dia, saat ditemui di kawasan DPR/MPR.

Terkait pinjaman itu akan dicatatkan sebagai utang PT KAI (Persero) dan PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC).

Tiko memastikan utang Whoosh tidak dilunasi dengan menggunakan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN), melainkan melalui kas KAI dan hasil penjualan tiket kereta cepat.

"Saya mau tekankan, sumber pembayarannya tiket juga, jadi bukan ditanggung rakyat Indonesia. Kan KAI juga perusahaan sehat, jadi bukan utang itu ditanggung masyarakat Indonesia, ada korporasi dan ada penjualan tiket," tuturnya.

(RNA)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement