"Terakhir di bawah 4 persen, kisarannya di kisaran 3 persen, saya lupa, tapi antara 3 persen-3,5 persen," ucap dia, saat ditemui di kawasan DPR/MPR.
Terkait pinjaman itu akan dicatatkan sebagai utang PT KAI (Persero) dan PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC).
Tiko memastikan utang Whoosh tidak dilunasi dengan menggunakan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN), melainkan melalui kas KAI dan hasil penjualan tiket kereta cepat.
"Saya mau tekankan, sumber pembayarannya tiket juga, jadi bukan ditanggung rakyat Indonesia. Kan KAI juga perusahaan sehat, jadi bukan utang itu ditanggung masyarakat Indonesia, ada korporasi dan ada penjualan tiket," tuturnya.
(RNA)