Sandi menandaskan jika hal inilah yang tengah mereka upayakan agar bisa diwujudkan. Karena saat ini tingkat utilitas YIA masih rendah yaitu di bawah 60 persen.
Pihaknya ingin meningkatkan utilitas lebih tinggi lagi menuju 80 persen. "Ya tujuannya supaya infrastrukturnya ini semakin memberikan manfaat bagi wisata pariwisata dan ekonomi kreatif di Yogyakarta," tambah dia.
Jika melihat infrastruktur yang paling siap, yaitu destinasi super prioritas Borobudur. Karena sudah ada kereta yang menghubungkan YIA, kemudian ada juga jalan tol yang segera rampung. Jadi menurutnya hal ini perlu didukung.
Sandi menambahkan saat ini yang sudah mereka upayakan hampir 6 bulan lebih ini adalah ke Timur Tengah. Nama Qatar, Emirat dan Turkis itu adalah tiga maskapai yang semuanya menyatakan sangat tertarik dan tengah mengupayakan untuk memasukkan schedule-nya pada 2023 ini.
"Mudah-mudahan sebelum akhir tahun atau tahun 2024 yang tadi permintaan dari Pak Wagub itu yang Australia yang memang sesuai dengan jumlah wisatawan kita," harapnya.
Di sisi lain, dia melihat jika bandara Adisucipto bisa dijadikan hub untuk pesawat-pesawat propeler. Sehingga bisa menghubungkan destinasi-destinasi wisata misalnya di Bandung, Banyuwangi, Malang maupun juga bisa menyambungkan ke Bali ataupun ke Lombok.
"Itu hub-nya bisa kita gunakan Adisutjipto. Jadi ada beberapa pemikirannya yang bersama-sama kita kembangkan," ujarnya.
(FRI)