sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Varian Lambda Diduga Kebal Vaksin Covid-19, Ini Penjelasannya

Economics editor Muhammad Sukardi
06/07/2021 15:55 WIB
Varian Lambda (C.37) sendiri muncul diketahui pada Agustus 2020 di Peru, negara dengan jumlah kematian akibat Covid-19 tertinggi di dunia.
Varian Lambda Diduga Kebal Vaksin Covid-19
Varian Lambda Diduga Kebal Vaksin Covid-19

IDXChannel - Ilmuwan khawatir bahwa Covid-19 varian Lambda yang pertama kali teridentifikasi di Peru kebal terhadap vaksin. Ini tentunya kabar tidak baik di tengah upaya banyak negara memvaksin warganya.

Varian Lambda (C.37) sendiri muncul diketahui pada Agustus 2020 di Peru, negara dengan jumlah kematian akibat Covid-19 tertinggi di dunia. Laporan New York Post mencatat, kini ada 30 negara yang melaporkan adanya kasus Covid-19 varian Lambda.

Inggris sendiri mencatat ada 8 kasus varian Lambda hingga informasi dimuat pada Senin, 5 Juli 2021. Sementara itu, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) mengungkapkan, Amerika Serikat belum melaporkan satu kasus pun terkait varian Lambda.

Beda dengan negara pertama yang melaporkan adanya kasus varian Lambda, yaitu Peru. "Di sana, 81 persen kasus Covid-19 adalah akibat varian Lambda sejak diuji pertama pada April 2021," terang Badan Kesehatan Dunia (WHO).

Laporan dari Universitas Johns Hopkins mengungkapkan, negara Amerika Selatan saat ini memiliki tingkat kematian tertinggi di dunia akibat Covid-19.

"Di sana, hampir 10 persen dari pasien Covid-19 meninggal dunia dengan tingkat kematian hampir 600 per 100.000 kasus," terang laporan tersebut.

WHO sendiri sudah memasukkan varian Lambda ke variant of interest (VOI) sejak bulan lalu. Alasannya terkait dengan tingkat substantif penularan komunitas di beberapa negara.

"Varian Lambda membawa sejumlah mutasi yang mungkin menyebabkan potensi peningkatan penularan atau kemungkinan peningkatan resistensi terhadap antibodi penetralisir," terang WHO di laporannya.

Para ilmuwan di Chili juga memperingatkan dunia dalam penelitian terbarunya yang diterbitkan dalam pracetak minggu lalu. Salah satu poin utama yang ingin disampaikan lewat studi itu adalah tampaknya varian Lambda mampu menghindari serangan vaksin lebih baik daripada varian lainnya.

"Data kami menunjukkan untuk pertama kalinya bahwa mutasi yang ada pada protein varian Lambda memberikan pelepasan antibodi penawar dan peningkatan infektivitas," tulis peneliti dari University of Chile di Santiago.

Hal tersebut menjelaskan juga mengapa varian Lambda bisa tetap ada sekalipun banyak orang sudah divaksin di negara-negara yang melaporkan kasus.

"Mengingat varian ini telah menyebar dengan cepat di Peru, Ekuador, Chili, dan Argentina, kami percaya bahwa varian Lambda memiliki potensi yang cukup besar untuk menjadi variant of concern (VOC)," pernyataan peneliti di akhir hasil studi.

"Salah satu alasan mengapa sulit untuk memahami ancaman varian Lambda adalah karena dia memiliki serangkaian mutasi yang tak biasa," terang Jeff Barrett, direktur Inisiatif Genomik Covid-19 di Wellcome Sanger Institute di Inggris. (NDA)

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement