"Di sana, hampir 10 persen dari pasien Covid-19 meninggal dunia dengan tingkat kematian hampir 600 per 100.000 kasus," terang laporan tersebut.
WHO sendiri sudah memasukkan varian Lambda ke variant of interest (VOI) sejak bulan lalu. Alasannya terkait dengan tingkat substantif penularan komunitas di beberapa negara.
"Varian Lambda membawa sejumlah mutasi yang mungkin menyebabkan potensi peningkatan penularan atau kemungkinan peningkatan resistensi terhadap antibodi penetralisir," terang WHO di laporannya.
Para ilmuwan di Chili juga memperingatkan dunia dalam penelitian terbarunya yang diterbitkan dalam pracetak minggu lalu. Salah satu poin utama yang ingin disampaikan lewat studi itu adalah tampaknya varian Lambda mampu menghindari serangan vaksin lebih baik daripada varian lainnya.
"Data kami menunjukkan untuk pertama kalinya bahwa mutasi yang ada pada protein varian Lambda memberikan pelepasan antibodi penawar dan peningkatan infektivitas," tulis peneliti dari University of Chile di Santiago.