Bhima menyarankan, sebaiknya untuk visa wisman atau WNA dari negara yang terindikasi mengalami lonjakan kasus baru sementara di tutup dulu. Untuk waktu karantina bagi WNA perlu diperketat lagi sebagai Langkah preventif untuk mencegah penyebaran virus penting di daerah-daerah krusial seperti tempat destinasi wisata.
“Tak hanya itu, untuk perkantoran dan pintu masuk WNA baik lewat udara, laut dan darat. Booster bagi pekerja yang rentan seperti pegawai hotel, transportasi, bandara dan nakes harus di prioritaskan sehingga antibodi lebih siap menghadapi varian baru,” ujarnya.
Sementara itu pemulihan daya beli harus terus didukung dengan berbagai program pemerintah seperti melanjutkan bantuan usaha produktif, bantuan subsidi upah dan kerjasama dengan platform digital agar umkm tetap bertahan meski ada ancaman terhambatnya mobilitas ke tempat ritel fisik.
“Kalau antisipasi pemerintah cepat maka efek ke pertumbuhan ekonomi pada kuartal ke IV maupun tahun 2022 masih terjaga positif. Harapannya tidak ada ppkm ketat lagi di level 3 maupun 4,” urainya.
Bhima menyebutkan dana APBN masih memiliki Silpa atau sisa anggaran yang tidak terserap maka rekomendasinya anggaran untuk sektor kesehatan perlu dicadangkan jika sewaktu waktu terjadi lonjakan kasus covid-19.